exmple show all main menu
show all main menu
Lets see from user behavior.
Orang mempunyai Shortterm. Ingatan
sementara ini akan hilang ketika beberapa hari berlalu. Dan kecenderungan orang
(terutama Indonesia) agak malas. Mereka telah disibukkan dengan urusan mereka
dan menginginkan hal yang lain dibuat sesederhana mungkin. Itulah kenapa ada
pengetahuan manusia dan pengetahuan dunia. Pengetahuan manusia terbatas sedang
pengetahuan dunia tidak terbatas. Pengetahuan manusia adalah apa yang ada di
pikiran mereka, sedang pengetahuan dunia adalah hasil pemikiran manusia yang
kemudian ditulis dalam sebuah buku. Tentu saja pengetahuan manusia penting, karena
pentingnya mereka tidak perlu mengingat hal yang terlalu detail, hal tersebut
dapat dilakukan oleh pengetahuan dunia.
Untuk membuat seseorang ingat akan
sesuatu dengan baik karena practice. Seperti melakukan kursus atau sesuatu yang
dikerjakan terus menerus.
Marketplace itu adalah seperti
sebuah mall tapi di dunia maya. Mari kita bayangkan ketika orang pertama kali
masuk ke sebuah mall. Di ruangan pertama customer langsung di suguhkan
informasi tentang apa saja yang ada di setiap lantai mall. Misal lt.1 fashion,
lt.2 akesories, lt.3 electronic, lt.4 time zone, lt.5 food court, lt.06
bioskop. Biasanya informasi ini diletakkan di depan pintu masuk, di atas dekat
setiap tangga, di pintu/dalam lift.
Kenapa informasi itu diletakkan
hampir di semua tempat akses? Bukan hanya didepan saat mereka masuk saja?
Jawabannya adalah seperti yang di
jelaskan yang di atas tadi, orang sudah terlalu sibuk untuk mengingat pekerjaan
mereka dan tidak mau di tambah sibuk lagi dengan harus mengingat setiap lantai
ada apa saja.
Mungkin mereka awalnya ingat ada
apa saja di tiap lantai saat membaca di depan mall. Namun setelah asik di
lantai 2, dan ingin mencari makan, mereka sudah tidak ingat lagi di lantai mana
foodcourt berada. Haruskah mereka kembali ke depan mall? Atau bertanya
security? Atau bertanya orang lain yang mungkin juga tidak tau? Yang jelas itu
semua akan menghabiskan waktu dan tenaga. Jika informasi tersebut di letakkan
di setiap tangga/lift mereka tidak harus repot lagi, tinggal membaca dan pergi
ke tempat tersebut.
Mungkin ini akan beda ketika itu
sebuah website, mereka hanya tinggal klik saja halaman home. Mudahkan?
Right. Itu memang mudah. Tapi ini
hanya untuk ingatan jangka pendek. Apakah kita tidak ingin agar user ingat
tentang semua produk kita untuk jangka panjang?
Misalkan ini adalah Mall yang
memikirkan kemudahan user dengan meletakkan tangga naik ke setiap lantai saling
berdekatan seperti tangga darurat. Sehingga ketika mereka ingin ke lantai 3
mereka cukup menaiki tangga terus tanpa harus melewati apa yang ada di lantai
2. Karena keseringan yang dia butuhkan
adalah lantai 3 tentang electronic dia hanya akan melewati itu terus tanpa
ingat di lantai 2 ada apa. Suatu saat dia membutuhkan aksesoris, tapi karena
tidak ingat kalau di mall tersebut di lantai 2 ada aksesories (karena mereka
tidak pernah melewatinya (melihat) secara langsung) mereka akan mencari di
tempat yang lain. Maka hilanglah kesempatan mall tersebut untuk mendapat
customer.
Terlebih kenapa tangga harus dibuat
seperti tangga darurat? Kan ada lift yang memudahkan untuk langsung ke lantai
yang di inginkan.
Itulah kenapa kebanyakan
tangga/escalator yang dibuat untuk naik setiap lantai dibuat berjauhan, mereka
harus jalan menyebrang/ melewati tenan2 toko dan menuju ke tangga yang lalin
untuk naik ke atas. Disini tangga digunakan sebagai user journey. Selain bisa
sebagai akses mereka bisa melihat tenan yang lain dan mungkin mereka akan
tertarik akan penawaran tenan tersebut. Kalaupun mungkin mereka tidak tertarik.
Suatu saat ketika mereka membutuhkan produk tersebut mereka akan mengingat
tenan tersebut karena sering melewatinnya. Maka mereka akan pergi ke tenan
tersebut. Ingatan jangka panjang ini adalah karena adanya pengulangan user yang
melewati tenan tersebut.
Dalam website bisa juga diartikan
lift itu adalah search bar untuk langsung ke tempat yang di inginkan. Tangga
adalah main menu. Tergantung apakah tangga itu mau dibuat seperti tangga
darurat (dalam website hidden Main menu). Atau dibuat agak berjauhan untuk user
journey (dalam website di perlihatkan semua main menu).
Hidden main menu akan baik
digunakan untuk sebuah e commerce yang memang sudah mempunyai persona khusus
dalam penjualannya sehingga terjadi kesinambungan antara satu main menu satu dengan
yang lain. Sedangkan marketplace adalah tempat dimana hampir semua kebutuhan
kita ada, dimana tidak ada kesinambungan satu dengan yang lain.
Seperti berrybenka adalah website
yang mempunyai persona khusus untuk fashion, jadi ketika seseorang membutuhkan
fashion celana. Mereka tidak harus tau dengan pasti apakah ada. Namun mereka
yakin kalau itu ada.
Ini seperti Roxy. Roxy adalah
tempat yang sudah mempunyai persona kusus sebagai pusat gadget. Sehingga ketika
orang ingin membeli HP Oppo misalnya. Mereka tidak harus tau dengan pasti
apakah tenan tersebut ada di Roxy, namun mereka sudah percaya kalau ada. Cukup
datang dan mencarinya.
Lalu apakah hidden main menu tidak
bisa diterapkan untuk marketplace?
Tentu saja bisa. Tergantung apakah
kita bisa mengemasnya dengan baik sehingga user bisa mengerti.
Berikut adalah contoh marketplace
yang menurut penulis bagus dalam pengemasannya.
ini adalah tampilan utama
mataharimall
hampir sama dengan berrybenka.
Namun di mataharimall tidak langsung menyebutkan nama salah satu main menu melainkan menyebutkan “semua kategori”. Ini
adalah insign kalau terdapat banyak kategori yang bisa kamu pilih.
Dan ketika kamu telah memilih satu
kategori kamu akan di direct ke
menu “semua kategori” tidak berubah
namun di sampingnya ada keterangan dimana dirimu berada. Ini bagus dengan tidak
mengubah “semua kategori” ke nama main menu yang tadi di klik. Untuk memberi
insign yang jelas bahwa ada kategori lain.
0 comments:
Post a Comment